KEKOMPAKAN DAN KEBERSAMAAN SESAMA SAUDARA KANDUNG
Oleh : Ustadz Wawan
Kamis Wage 8 Juni 2017 menjelang adzan Ashar , saya merebahkan diri di karpet . Menunggu muadzin memanggil Shalat `Ashar . Dalam lelap , saya tidak sadar jika ada tamu datang . 3 orang sedang memapah gadis 21 tahun yang sedang menangis . Oh , pasien lama rupanya . Depresi dan epilepsi . Jujur , dalam hati saya pesimis bisa menolong . Tapi ya , tetap saya doakan dan saya ruqyah .
Maka dalam hati saya matur Allah , " Duh Gusti , yen namung kula mawon , mboten bakalan saget nambani lare punika . Namung paduka ingkang saget paring tamba . Pramila , kula suwun keajaiban paduka " .
15 menit sudah saya meruqyah dan langsung saya rekomendasikan untuk rawat inap di RSJ Grashia . Gesture wajah kedua kakak laki ~ lakinya berubah . Air mata mereka meleleh . Dalam sembab , mereka keberatan ditinggal adiknya . Mereka , tidak bisa dipisahkan dari si bungsu . Mereka , 2 lelaki tegar yang ingin selalu merawat si bungsu . 2 kakak laki ~ laki yang ingin merawat adik perempuan mereka . Tanpa ibu , karena ibu mereka sudah wafat .
Saya berusaha menyembunyikan air mata yang tanpa permisi mulai keluar dari mata saya . Betapa gagahnya 2 ABG ini . Tulus menjadi pahlawan keluarga .
Dalam beberapa detik , saya merenung . Merenungkan nasib keluarga saya sendiri . Saya semakin yakin dengan kekakuan prinsip saya untuk ketiga anak kandung saya . " Bahwa salah satu kunci sukses kalian kelak menjadi generasi pelanjutku , adalah kekompakan dan kebersamaan . Sesama saudara kandung : harus kompak . Sesama saudara kandung : harus saling mengisi . Bravo anak ~ anakku : Kafa , Kafi , Kifa " . Itulah hikmah pertama yang tiba ~ tiba muncul dari balik peristiwa .
Dengan pelan , saya jelaskan maksud saya . Bahwa , adik mereka yang depresi dan epilepsi ini memiliki hak hidup . Hak untuk mendapatkan kesembuhan . Saya meminta mereka untuk merelakan adiknya di RSJ . Rawat inap dibawah arahan dokter jiwa . Jika hanya dirawat di rumah saja , boleh jadi akan mempercepat kematiannya . Sedangkan di RSJ , ada dokter . Ada perawat . Ada fasilitas yang didesain untuk mereka yang terganggu jiwanya .
Dengan pelan , saya buka wawasan mereka . Supaya tegas bersikap . Memang iya , ibu mereka telah tiada . Bapak mereka , ibarat patung polisi . Tidak memiliki kepedulian untuk mengisi ruang batin yang telah ditinggalkan oleh ibu mereka . Tetapi , memperturutkan emosi saja tidak cukup . Jangan melankolis ! . Go RSJ !! . Jangan terlambat ! .
Kosong tanpa makna , itu derita mereka bertiga tanpa kasih sayang ibu . Si anak laki yang kedua , bahkan keluar masuk penjara di Tangerang karena narkoba . Si sulung , bekerja di kantor notaris . Hidupnya berlimpah dendam kepada ayahnya . Sang ayah , tidak peduli perasaan anaknya . Tidak cekatan menyelesaikan urusan rumah . Tidak mampu menyayangi ketiga anaknya . Si bungsu , mengenal ibunya hanya sampai ia usia sekolah TK . Mulai akhir TK sampai usia 21 tahun , hidupnya hampa .
Betapa kasihannya mereka . Tanpa kasih sayang ibu . Tanpa keteladanan ayah . Hidup terlunta . Tapi itulah hidup . Kalau mau sukses , ya prihatin dulu . Harus tegar . Harus memberontak dengan " air tuba dibalas dengan air susu " . Dalam istilah saya , postmodernisme yang diridhai Allah .
Lalu saya katakan kepada si sulung , " mas , balas dendamlah kepada kenyataan pahitmu dengan cara menjadi orang baik . Kamu harus panjang umur . Supaya bisa membimbing kedua adikmu . Kalau kamu relakan adik dirawat sementara di RSJ , maka ia akan segera sembuh dan mendukung kariermu . Kalau kamu hanya membiarkan ia di rumah , maka jangan salah bila adikmu cepat pergi . Pergi tanpa kembali . Pasti kesalahan batinmu ini akan selalu membayangimu . Bapakmu itu masa kecilnya tidak terurus . Tapi dia pahlawan keluarga . Dengan ilmunya yang sedikit , ia mampu menikah . Dalam kebodohannya , ia masih mampu beranak 3 . Dalam keterlambatannya berfikir , ia masih mampu membuat kedua anak lakinya tegar . Lalu siapakah yang akan merawat bapakmu di keheningan senja nanti kecuali kalian ? " .
·····
Menjadi anak hampa berselimutkan duka , jangan tanya berapa kali saya pribadi mengalaminya . Tidak terbilang . Tidak terhitung . Menerima kedatangan 3 bersaudara ini , meneguhkan keinginan saya untuk berkata : balas dendamlah kepada kepahitan dengan menjadi orang baik di hadapan Tuhan dan sesama .
Kepada si sulung saya katakan : kamu harus panjang umur dan sehat . Supaya kamu bisa merawat 2 adikmu dan ayahmu . Bila engkau gagal menjadi orang baik dan mentelantarkan ayahmu sampai ia tiada , batinmu takkan pernah tenang .
Kepada si sulung , saya katakan : kirim adikmu ke RSJ segera . Supaya ia segera sadar . Supaya hidupnya tidak sependek usia ibumu . Supaya adikmu umurnya panjang . Supaya kamu punya kebanggaan . Supaya hidupmu ada makna . Supaya kelak engkau sadar . Bahwa ibumu di alam sana berbangga memiliki anak sulung sepertimu .
Kepadanya juga saya katakan , jika sesama tidak ada yang mampu mengerti perasaanmu , hanya Allah yang mampu . Seringlah mendekati Allah . Ambruk marang pangeran :tawakkal .
Kata kunci : lebaran ini akan berlimpah makna jika kita menjadi orang baik di hadapan Allah dan sesama . Selamat Hari Lebaran 2017 . Semoga kita semua lebih kuat melewati duka . Semoga kita semua menjadi tegar dengan adanya ujian . Aamiin . Maafkan saya , bila tulisan ini mengurangi jumlah air mata panjenengan .
·····
UstadzWawan
090617
090617
EmoticonEmoticon