GOGROK KATRESNAN
Oleh : Ustadz Wawan
Sungguh , saya bisa bersyukur .
Telah dipertemukan dengan 3 manusia usia lanjut di sebuah desa sunyi . Di
selatan Wonogiri , 2 minggu lalu . Si kakek , sebut saja inisialnya S . Beliau
dimintakan untuk diruqyah oleh keluarganya kepada saya , di senjakala waktu .
Saat beliau menginjak usia 99 tahun . Tidaklah membuat saya tergetar saat
memimpin terapi . Dari ruqyah , saling memaafkan , sedekah serta doa bersama .
Alhamdulillah , itu semua sudah sering kami jalani . Yang membuat saya tergetar
, saat
~ melihat seorang wanita renta
dipapah masuk mendekati kakek S . Beliau menangis dan berdoa . Diraihlah tangan
sang kakek . Di keheningan . Dalam cucuran air mata menetes dan kalimat terbata
, beliau menyapa " bapakmu , sepurane luputku yen aku akeh salah karo
jenengan . Kenopo kowe urung kapundhut . Aku melas kahananmu . Mugo ~ mugo kowe
dingapuro dosamu , digangsarke uripmu " . Indonesianya " suamiku ,
maafkan aku bila ada salah kepadamu . Mengapa engkau belum juga dipanggil ,
sungguh aku kasihan melihatmu . Semoga dosamu terampuni dan dimudahkan urusanmu
" .
Asemm , batin saya . Masak يعجل
الأجل . Mensegerakan ajal , emang dia Tuhan ? . Namun , saya menjadi
paham . Nenek renta ini merupakan isteri pertama si kakek . Beliau isteri yang
mandul .
Saat ada seorang wanita lain
hamil tanpa suami , si kakek ini maju menolongnya . Menikahinya dan sang bayi
langsung diberikan kepada sang isteri pertama . Konon begitu ceritanya .
Lalu , isteri keduanya meminta
cerai dan menikah dengan pria lain . Sebab ~ musababnya , si isteri kedua ini
tidak cinta kepada kakek S . Mereka menikah hanya karena belas kasihan si kakek
. Supaya bayi dalam kandungan itu berbapak . Episode berikutnya , si kakek ini
memiliki isteri yang ketiga . Rumah kedua isterinya berdekatan . Juga
berdampingan . Tak bisa saya bayangkan , betapa nano ~ nanonya perasaan mereka
. Berselimut gogrok katresnan atau cucuran kasih sayang . Membesarkan anak
pungut sampai menikahkannya. Dan anak pungut ini bangga dengan jati dirinya .
Tanpa malu disebut anak pungut . Tetap menyayangi ortu pungutnya . Subhanallah
! .
Mengharukan lagi , isteri pertama
ini tulus mau memaafkan sang suami . Di saat ~ saat lelaki ini berada di ujung
waktu . Kini , tidak saya persoalkan pilihan kata sang nenek tersebut . FOKUS
ke tulusnya hati nenek memaafkan dan mendoakannya . Dahsyatnya gogrokan
katresnan !! .
~ mengharukan pula , saat
mendengar kisah 2 isteri satu suami ini rukun di level pasangan sampai level
cucu . Cinta Segitiga ini terlihat rukun . Anak cucunya rukun pula . Saat itu ,
saya kebetulan melihat sang nenek renta ini memanggil seorang cucu laki dari
isteri ketiga . Menciuminya . Memeluknya . Padahal , dia cuma cucu menantu .
Saya melihatnya langsung .
~ mendengar cerita dari para anak
, bahwa isteri ketiga yang memiliki beberapa anak cucu ini sering mengirimi
makanan ke rumah sebelah . Yang dihuni oleh isteri pertama . Mereka saling
bantu , apapun kesulitannya . Itulah gogrok katresnan yang membuat saya
tertegun .
" Kok masih ada ya di jaman
sesekuler ini , pemandangan nan mengharukan seperti itu " , sayapun
bertanya begitu .
Pertanyaan tersebut sepele bagi yang kurang hobi memeluk buku , tapi mendasar bagi saya . Betapa , di era bubrahnya beragam nilai luhur saat ini , masih ada mata air kesejukan . Yang mengharukan dan mengagumkan . Sebuah konflik menyala yang bertekuk lutut kepada gogrok katresnan . Alhamdulillah .
Pertanyaan tersebut sepele bagi yang kurang hobi memeluk buku , tapi mendasar bagi saya . Betapa , di era bubrahnya beragam nilai luhur saat ini , masih ada mata air kesejukan . Yang mengharukan dan mengagumkan . Sebuah konflik menyala yang bertekuk lutut kepada gogrok katresnan . Alhamdulillah .
*************************
Asli , saya membutuhkan waktu 2
minggu setelah bertemu para pendekar kasih sayang itu , hanya untuk menentukan
diksi penulisan . Teramat banyak konflik menyala yang terpadamkan gogrok
katresnan . Saya belajar dari mereka tentang dahsyatnya rukun . Saya berguru
kepada mereka tentang dahsyatnya saling menyayangi . Saya belajar dari para calon
fosil ini tentang dahsyatnya mengalah . Subhanallah , saya menitikkan air mata
saat berjumpa mereka . Ternyata , masih ada segelintir orang yang mati ~ matian
mengutamakan kerukunan keluarga sebagai tonggak bereksistensi di jaman sekering
~ kerontang ini . Keluarga sebagai kebanggaan . Keluarga sebagai pusat
kebahagiaan . Keluarga sebagai pusat peradaban .
KEKAYAAN HATI
Benarlah kata mendiang Prof Dr
Kuntowijoyo , " soal prestasi hati , lihatlah ke belakang . Soal prestasi
pikiran , lihatlah ke depan " . Untuk mencari para pendekar gogrok
katresnan , mari kita balik badan melihat kelampauan . Banyak kisah
menggetarkan hati . Dari kisah para nabi sampai leluhur trah kita sendiri .
Mereka mengajari kita tentang
kekayaan hati atau intangible . Hati yang kaya oleh beragam rasa : rukun ,
damai , yakin , optimis , santun , jujur , nyali , sopan , tepa ~ slira ,
penyayang , penuh syukur , sabar , rendah hati , mengalah , semangat dst .
Soal prestasi pikiran , semakin
waktu bergerak meninggalkan kita , semakin berderet prestasi . Dulu memerlukan
waktu 6 bulan untuk naik haji . Semakin kekinian , semakin efektiflah sang
waktu . Itulah jasa teknologi . Multi teknologi yang menjadi tanda melambungnya
pikiran kreatif peradaban manusia .
" Kekayaan hati menentukan
kekayaan materi " , begitulah menurut saya . Bukankah hati yang dipenuhi
rasa syukur akan mendatangkan materi ? . Bukankah hati yang dipenuhi rasa
pasrah untuk diatur oleh Allah akan dicurahi materi ? .
Ustadz Wawan
Playen , 17102016
Playen , 17102016
EmoticonEmoticon