TUHAN SUDAH MATI SERI 2
Oleh : Ustadz Wawan
Tuhan sudah mati . Konsepsi " kematian Tuhan " ,
merupakan sebuah kritik sosial atas lemahnya peran agama dalam membantu
penganutnya keluar dari situasi tak mengenakkan. Agama terlalu melangit artikulasinya
, tak mampu membebaskan pemeluknya dari dilema.
Konsepsi tentang kematian Tuhan , boleh jadi menjadi istilah
asing bagi penganut dalam Islam yang tahunya cuma ritual. Juga pengamalan
secara tekstual . Sedangkan agama yang sudah meruang dan mewaktu itu , padat
dengan kontaminasi penafsiran manusia.
Tuhan yang mati di sini , yaitu Tuhan yang ada di dalam pikiran
orang yang nekat akan bunuh diri. Di dalam otaknya , hanya terisi kegelapan dan
bukan terisi kehadiran Tuhan Allah. Di dalam hatinya , hadirlah kebuntuan. Maka
, apabila kita mengunjungi pikiran dan hatinya , takkan menemui adanya Allah.
Allah terhapus dari hatinya. Allah terhapus dari alam sadar dan bawah sadar
pikirannya. Bila Allah tak ada , berarti pula Allah itu telah tiada. Alias mati.
Dari tahun 1998 sampai dengan 2016 , saya pernah 2 kali
menangani pasien akan melakukan bunuh diri. Alhamdulillah , Tuhan Yang Asli (
baca : Allah SWT ) masih berkenan untuk membatalkan rencana konyol mereka
berdua.
Bunuh diri adalah kematian terencana oleh dirinya sendiri . Tak
ada agama manapun yang membolehkan kekonyolan itu.
Kalau bunuh diri bermakna telah matinya Tuhan Allah dalam
dirinya. Maka , menyelamatkan seseorang dari aksi bunuh diri bermakna
mengembalikan Tuhan Allah supaya kembali menghuni alam bawah sadarnya lagi.
Mengembalikan Allah supaya berfungsi kembali menjadi pengatur hidupnya lagi.
Pertama kalinya saya membaca literatur tentang bunuh diri dari
sebuah buku. Berjudul PULUNG GANTUNG , FENOMENA BUNUH DIRI DI GUNUNGKIDUL karya
Darmaningtyas. Adaptasi dari skripsi beliau di Fakultas Filsafat UGM. Obyek
kajiannya tentang gejala pulung gantung di Gunungkidul yang merembet ke
mudahnya seseorang untuk melakukan aksi bunuh diri.
Fenomena masif bunuh diri ini , menjadikan kita harus jujur.
Agama gagal menghadirkan " magis Allah " di dalam keseharian
masyarakat ALIT . Tuhan yang ada di alam bawah sadar masyarakat , tak mampu
memunculkan sifat optimistik , mental baja dan tahan pukul bagi pemeluknya .
Ini urusannya dengan lemahnya aqidah dan bukan berurusan dengan aqidah.
Konteksnya sosiologis dan bukan ideologis .
Lemahnya aqidah itu di ranah AKTUAL . Sedangkan aqidah itu di
ranah KONSEPTUAL. Aktual itu " yang senyatanya terjadi " . Konseptual
itu " yang seharusnya terjadi " . Aqidah yang dipelajari masyarakat ,
ternyata belum menjadi urat nadi. Baru menjadi ilmu , belum menjadi amal.
Dalam kearifan lokal Arab dikatakan
العلم بلا عمل كالشجر بلا
ثمر
Artinya
Ilmu tanpa diamalkan bagaikan pohon tanpa buah
Ilmu tanpa diamalkan bagaikan pohon tanpa buah
Pohon tanpa buah , kesannya gersang , tiada guna dan tiada
menguntungkan. Dus , hidup tanpa hadirnya Allah di dalam jiwa raga kita : hidup
yang gersang dan sia ~ sia. Hidup yang juga tanpa makna. Hidup tanpa makna ,
takkan bertemu sebaik ~ baik kebahagiaan.
Sebuah lubang menganga yang harus segera diambil oleh para
motivator , formulator , sosiolog , aktivis kemanusiaan , pendakwah dan
siapapun yang masih peduli : HIDUPKAN KEMBALI ALLAH !
√ supaya Allah hadir di jiwa raga anak ~ anak kita dan outputnya
menjadi generasi optimistik , tahan pukul dan menebarkan berkah
√ semoga Allah hadir di jiwa raga ortu kita sehingga mereka
menjadi penebar kenyamanan bagi lingkungan
√ semoga Allah hadir di jiwa raga tetangga kita , sehingga
jumlah mukmin ~ mukminat MELEBIHI kaum kuffaar ( orang ~ orang kafir ).
Bukankah bila jumlah mukmin ~ mukminat melebihi orang kafir ,
niscaya Allah akan menjadikan bumi ~ langit menjadi berkah ?. Ingat firman
Allah di QS. 7 : 96
ولو ان اهل القري امنوا و
التقوا لفتحنا عليهم بركات من السماء والارض ولكن كذبوا فاخذناهم بما كانوا يكسبون
Artinya
Seandainya penduduk bumi beriman dan bertaqwa , sungguh kami Allah akan memberikan kpd mereka berkahnya bumi dan langit. Akan tetapi mereka mendustakan ayat ~ ayat kami. Maka kami siksa mereka sesuai dengan yang telah mereka kerjakan.
Seandainya penduduk bumi beriman dan bertaqwa , sungguh kami Allah akan memberikan kpd mereka berkahnya bumi dan langit. Akan tetapi mereka mendustakan ayat ~ ayat kami. Maka kami siksa mereka sesuai dengan yang telah mereka kerjakan.
Moo Waw
EmoticonEmoticon